Thursday, March 10, 2011

Penjajahan Jepang di Indonesia

Setelah bangsa Indonesia merasa yakin bahwa keberadaan Jepang tidak berbeda dengan Belanda , yakni penjajah . Bangsa Indonesia mempersiapkan berbagai cara atau taktik perjuangan untuk menghadapi penduduk jepang tersebut . Dalam Menghadapi penduduk jepang , bangsa indonesia melakukan dua taktik . Pertama dengan cara koopeatif (kerja sama) dengan jepang . Yaitu : Soekarno , Moh.Hatta , Ki Hajar Dewantoro , dan K.H Mansyur . Kedua kelompok yang berjuang sacara nonkooperatif (tidak bekerjasama)dengan jepang .
Cara yang ditempuh seperti itu bukan tidak diperhitungkan oleh para pemimpin Indonesia . sebab dengan dua taktik tersebut para pemimpin Indonesia berharap akan mampu mengalahkan Jepang . Dari dalam , kelompok yang kooperatif berupaya untuk menghindari korban yang lebih banyak lagi . Sementara kelompok yang nonkooperatif berjuang dari luar . Seluruh Perjuangan diarahkan untuk menghilangkan segala bentuk penindasan dan pemerasan yang dilakukan jepang dan menanamkan semangat persatuan dikalangan rakyat untuk mencapai kemerdekaan pada masa kependudukan jepang .
Berikut bentuk bentuk perjuangan yang dilakukan oleh para pemimpin Indonesia dalam rangka mencapai kemerdekaan pada masa pendudukan jepang .



3.1 Perjuangan Melalui Organisasi Buatan Jepang
A. Memanfaatkan Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Usaha jepang untuk meraih simpati rakyat Indonesia dengan cara berbagai hal . Salah satunya adalah mendirikan gerakan 3A .
Organisasi ini dibentuk oleh Jepang pada tanggal 29 April 1942 . Pemerintah Militer Jepang menunjuk tokoh nasional yang kurang dikenal masyarakat Indonesia , yaitu Mr.Syamsudin sebagai pemimpin Gerakan 3A yang dikemukakan dalam semboyan Nippon Cahaya Asia , Nippon Pelindung Asia , Nippon Pemimpin Asia . Nama Nippon adalah sebutan lain bagi jepang .
Gerakan 3A mempunyai tujuan untuk menanamkan kepercayaan kepada rakyat bahwa Jepang adalah pelindung dan pemimpin Asia . Dengan harapan . Jepang mendapat dukungan rakyat Indonesia . Dukungan ini akan dimanfaatkan jepang dalam menghadapi Sekutu di Perang Asia Pasifik. Akan tetapi , harapan jepang itu tidak tercapai . Salah satu faktor ketidak berhasilan Gerakan 3A ini adalah karena pemimpinnya tidak dikenal baik oleh masyaratkan Indonesia .
Organisasi ini akhirnya dibubarkan karena tidak efektif dan tidak berhasil menggugah rakyat Indonesia untuk mendukung jepang . Sebagai penggantinya didirikan organisasi Pusat Tenaga Rakyat (putera) .
Organisasi Putera resmi didirikan pada tanggal 1 maret 1943 . Tujuan Putera adalah memusatkan seluruh kekuatan rakyat untuk mendukung dan membantu jepang . Pemimpin gerakan Putera ini diambil dari para pemimpin Indonesia yang sudah dikenal rakyat . Mereka adalah Ir.Soekarno , Drs . Moh . Hatta , Ki Hajar Dewantoro , Dan K.H Mas Mansyur . Para tokoh tersebut kemudian terkenal sebagai empat serangkai . Harapan Jepang menunjuk tokoh empat serangkai itu adalah agar rakyat mendukung gerakan Putera .
Setelah diberi kepercayaan tersebut , para pemimpin Putera memanfaatkan organisasi tersebut untuk kepentingan perjuangan bangsa Indonesia . Cara yang ditempuh adalah :
Empat Serangkai memanfaatkan posisi penting mereka sebagai pemimpin Putera untuk menghindari dan membela rakyat dari kekejaman Jepang . Salah satu contoh adalah pasa saat jepang akan menghukum mati Amir Syarifuddin karena dituduh sebagai mata mata Sekutu , Soekarno dan Hatta membelanya sehingga ia tidak jadi dihukum mati .
Empat Serangkai menjadikan Putera untuk memberi semangat dan persatuan gerak langkah perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dari Jepang .
Empat Serangkai memanfaatkan putera untuk member semangat dan mental rakyat untuk menyambut kemerdekaan Indonesia . Cara yang ditempuh dengan melakukan ceramah ceramah dalam rapat rapat raksasa kepada rakyat pada saat tokoh putera mengunjungi beberapa daerah .
Empat Serangkai mengusulkan kepada jepang untuk membentuk Cuo Sangi In ( Badan Pertimbangan Pusat) yang dibentuk Pada Tanggal 5 september 1943 yang dianjurkan pula Jendral Hideki Tojo ( Perdana Menteri Jepang ) bertugas mengajukan usul dan memberi jawaban atas bertanyaan pertanyaan pemerintah jepang. Yang diketuai Ir soekarno , anggotanya 23 orang dan 20 orang Indonesia .
Gerakan para pemimpin Indonesia dalam wadah organisasi Putera tersebut , diketahui oleh pemeintah militer jepang . Akhirnya , jepang menilai bahwa gerakan Putera kurang memuaskan , sebab kurang menunjukan dukungan terhadap jepang . Oleh karena itu , pada bulan April 1944 , putera dibubarkan dan diganti oleh Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)

B. Memanfaatkan Jawa Hokokai.
Pendirian Jawa Hokokai menurut pemerintah militer jepang dilatarbelakangi karena semakin menghebatkannya perang Asia Pasifik , sehingga perlu digiatkan dan dipersatukan segenap rakyat secara lahir maupun bathin . Berbeda dengan putera , Jawa Hokokai secara nyata merupakan organisasi resmi jepang . Pucuk pimpinannya langsung dipegang gunseikan dan di daerah diserahkan kepada shucokan (residen) sampai kuco (kepala desa/lurah) . Kegiatan Jawa Hokokai seperti diatur dalam peraturan dasarnya .
Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menguntungkan segenap tenaga kepada pemerintah jepang .
Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan antar bangsa .
Memperkokoh pembelaan tanah air .
Perjuangan para pemimpin Indonesia secara tidak langsung melalui bagian Jawa Hokokai dilakukan setelah dibentuk Barisan Pelopor hasil sidang ke-3 cuo sangi in . Dalam sidangnya , sniko snikikian (panglima tertinggi) mengajukan suatu pertanyaan bagaimana cara memperdalam keinsyatan rakyat terhadap kewajibannya dan membengun persaudaraan segenap rakyat , Cuo Sangi In menyarankan agar dibentuk satu badan yang dapat mempersatukan seluruh penduduk untuk secara bersama menggiatkan usaha mencapai kemenangan akhir .
Barisan Pelopor merupakan suatu organisasi semi militer pertama yang dikelola oleh para pemimpin Indonesia . Dalam badan ini kembali para pemimpin indonesia memanfaatkan Organisasi buatan jepang untuk kepentingan perjuangan mencapai kemerdekaan , seperti rapat rapat akbar yang berisi pemahaman nasionalisme , cara cara pergerakan massa dan memperkuat pertahanan .
Akhirnya , Barisan pelopor membawa keum terpelajar untuk aktif dalam pergerakan massa rakyat . Sebaliknya kelompok pemuda yang bukan terpelajar dapat menyesuaikan diri dengan golongan terpelajar . Mereka selanjutnya bersama sama bersatu mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa persaudaraan .













3.2 Perjuangan Melalui Organisasi Islam Majelis islam Indonesia (MIAI)
Pada awalnya,pemerintahan militer Jepang mmberikan kelonggaran thdap golongan Islam. Dasar pemikirannya adlh persoalan agama. Golongan Islam lebih anti Barat dibandingkn dengan golongan nasionalis lain. Dalam rangka memberikn kelonggaran tersebut, Jepang memberikan izin untuk tetap berdiri kepada organisasi Islam zaman Hindia Belanda. zaman Hindia Belanda, yaitu Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 September 1937 di Surabaya. Didirikan oleh K.H Mas Mansur.
Pada masa penyebuan balatentatra Jepang ke Indonesia, MIAI melakukan kegiatan- kegiatan khususnya dalam bidang agama. MIAI juga memanfaatkan kelonggaran yang diberikan oleh Jepang untuk melakukan kesejahteraan rakyat. Kegiatan- kegiatan MIAI diantaranya mmbntuk baitul mal dan menyelanggarakn hari besar Islam. Karena itu semua, MIAI semakin maju dan semakin didukung oleh banyak pihak kalangan Islam.
Setelah penyerbuannya pada tahun 1942, Jepang masih memberi kehidupan pada MIAI untuk melakukan kegiatanya karena dirasa masih dibutuhkan. Meskipun bgitu, Jepang menganggap MIAI tidak banyak mendukung kepentingan Jepang dan menilai bahwa MIAI bersikap nonkooperatif.
MIAI dibubarkan pada Oktober 1943. kemudian diganti menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI) yang disahkan pada tanggal 22 November 1943.



2.3 Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah
A. Gerakan Kelompok Sutan Syahrir
Kelompok ini merupakan pendukung demokrasi parlementer model Eropa Barat dan menentang Jepang karena merupakan negara fasis .Pengikut dari kelompok ini pelajar terutama dari Jakarta , Surabaya ,Cirebon, Garut, Semarang dan lain lain .Mereka berjuang dengan cara sembunyi sembunyi atau dengan strategi “bawah tanah”

B. Gerakan Kelompok Amir Syariffudin
Amir berhubungan dekat dengan P.J.A. Idenburg (Pimpinan Departemen Pendidikan Hindia Belanda).Idenburg membantu Amir dengan menyumbang dana 25000 gulden untuk mengorganisir gerakan Bawah Tanah untuk melawan Jepang.Amir sangat tidak suka dengan Jepang dia mengkritik Jepang dengan sangat keras dan karena tindakannya itu dia dihukum mati oleh Jepang pada tahun 1944.Dan atas bantuan Soekarno hukumannya diganti menjadi hukuman seumur hidup.Dan setelah Bangsa Indonesia Merdeka Amir terbebas dari hukumannya.

C. Golongan Persatuan Mahasiswa
Anggota golongan ini sebagian besar berasal dari mahasiswa Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) di jalan prapatan 10 dan Berhimpun dalam Badan Permusyawaratan Pelajar – Pelajar Indonesia (BAPERPI) di Cikini Raya 71.Tokoh BAPERPI yang terkenal adalah Supeno(ketua) ,Harahap,dan Kusnandar.Sejumlah mahasiswa yang terkenal adalah Djohar noer,Sayoko,Syarif Thayeb,Darwis, Eri Sadewo ,Chairul Saleh ,Kusnandar,Subadio Sastrosatomo,Wahidin nasution,dan Tadjuludin.Kelompok ini Anti Jepang.dan Pemikirannya sama dengan Sutan Syahrir .

D. Kelompok Sukarni
Tokoh ini sangat berperan penting di sekitar Proklamasi Kemerdekaan .Tokohnya adalah Adam malik,Pandu Kartawiguna,Chaerul saleh, Maruto nitimahardjo.

E.Kelompok Pemuda Menteng 31
Kelompok ini dibuat untuk bekerja pada bagian propaganda jepang (sendenbu).Tokohnya yaitu Sukarni ,Chaerul Saleh ,A.M. Hanafi,Adam Malik,Pandu Kartawiguna,Maruto Nitimahardjo, Khalid Rasjidi. Dan Djamhari.Markasnya di gedung Menteng 31 Jakarta.Sebetulnya Markas ini dibangun Jepang untuk membuat pemuda menjadi alat mereka.Tetapi oleh pemuda tempat ini disalahgunakan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.

F. Golongan Kaigun
Kelompok ini anggotanya bekerja pada angkatan laut jepang.Mereka selalu menggalang dan membina kemerdekaan dengan berhubungan kepada tokoh angkatan laut Jepang yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia.Kelompok ini mendirikan asrama Merdeka di Jalan Bungur Besar No. 56 Jakarta . Asrama ini dibangun dengan bantuan Kepala perwakilan Kaigun yaitu Laksamana muda Maeda pada bulan oktober 1944.Kelompok ini adalah kelompok yang terakhir dibentuk. Pengurus asram yaitu Ahmad subardjo Dibantu tokoh muda Wikana .Di asrama ini mendapat pendidikan politik dari tokoh nasionalis Ir. Soekarno,Drs. Moh. Hatta ,Sutan syahrir,Kusuma Sumantri,Latuharhary,R.P. singgih ,Ratu langie,Maramis dan Buntaran.Kelompok ini menjalin kerjasama dengan kelompok bawah tanah lain dengan sembunyi sembunyi.Walaupun para pejuang membagi kelompok dengan strategi perjuangan berbeda tapi mereka mempunyai satu tujuan yaitu Mencapai Kemerdakkaan.

Untuk mencapai tujuannya Gerakan Bawah Tanah melakukan kegiatan sebagai berikut:
- Menjalin komunikasi dan memelihara semangat nasionalisme
- Menyiapkan kekuatan untuk menyambut kemerdekaan
- Mempropagandakan kesiapan untuk merdeka.
- Memantau perkembangan Perang Pasifik


3.4 Perjuangan Melalui Perlawanan Bersenjata

A. Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan shalat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang shalat.

B.Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah sholat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.

C.Perlawanan Pontianak Kalimantan Barat

Terjadi pada 16 Oktober 1943, tokoh masyarakat pontianak mengadakan pertemuan untuk mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Tetapi karena sudah tercium oleh Jepang, sehingga sebelum terlaksana tokoh-tokoh tersebut telah ditangkap.

D.Perlawanan Teuku Hamid Aceh

Terjadi bulan November 1944, Teuku Hamid (perwira giyugun-tentara sukarela) mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Tapi dapat digagalkan oleh Jepang. Di daerah Padrah, Bireun Aceh Utara terjadi pula perlawanan dari satu regu giyugun terhadap Jepang.



E.Perlawanan Peta Blitar

Terjadi pada 14 Februari 1945 dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, perlawanan terjadi karena tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat terutama di daerah Blitar yang dijadikan romusha. Perlawanan dapat dipadamkan Jepang, 6 orang dijatuhi hukuman mati dan 35 dijatuhi hukuman penjara 2 tahun sampai seumur hidup.

F.Perlawanan Rakyat di Irian Jaya
a. Perlawanan Rakyat di Biak
Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

b. Perlawanan di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni S. Papare

c. Perlawanan di Tanah Besar
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Irian Jaya, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Sekutu.

G. Perlawanan Bersenjata yang Dilakukan PETA
1)Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding.
Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.
2) Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
3) Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

Thursday, March 10, 2011

Penjajahan Jepang di Indonesia

Setelah bangsa Indonesia merasa yakin bahwa keberadaan Jepang tidak berbeda dengan Belanda , yakni penjajah . Bangsa Indonesia mempersiapkan berbagai cara atau taktik perjuangan untuk menghadapi penduduk jepang tersebut . Dalam Menghadapi penduduk jepang , bangsa indonesia melakukan dua taktik . Pertama dengan cara koopeatif (kerja sama) dengan jepang . Yaitu : Soekarno , Moh.Hatta , Ki Hajar Dewantoro , dan K.H Mansyur . Kedua kelompok yang berjuang sacara nonkooperatif (tidak bekerjasama)dengan jepang .
Cara yang ditempuh seperti itu bukan tidak diperhitungkan oleh para pemimpin Indonesia . sebab dengan dua taktik tersebut para pemimpin Indonesia berharap akan mampu mengalahkan Jepang . Dari dalam , kelompok yang kooperatif berupaya untuk menghindari korban yang lebih banyak lagi . Sementara kelompok yang nonkooperatif berjuang dari luar . Seluruh Perjuangan diarahkan untuk menghilangkan segala bentuk penindasan dan pemerasan yang dilakukan jepang dan menanamkan semangat persatuan dikalangan rakyat untuk mencapai kemerdekaan pada masa kependudukan jepang .
Berikut bentuk bentuk perjuangan yang dilakukan oleh para pemimpin Indonesia dalam rangka mencapai kemerdekaan pada masa pendudukan jepang .



3.1 Perjuangan Melalui Organisasi Buatan Jepang
A. Memanfaatkan Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Usaha jepang untuk meraih simpati rakyat Indonesia dengan cara berbagai hal . Salah satunya adalah mendirikan gerakan 3A .
Organisasi ini dibentuk oleh Jepang pada tanggal 29 April 1942 . Pemerintah Militer Jepang menunjuk tokoh nasional yang kurang dikenal masyarakat Indonesia , yaitu Mr.Syamsudin sebagai pemimpin Gerakan 3A yang dikemukakan dalam semboyan Nippon Cahaya Asia , Nippon Pelindung Asia , Nippon Pemimpin Asia . Nama Nippon adalah sebutan lain bagi jepang .
Gerakan 3A mempunyai tujuan untuk menanamkan kepercayaan kepada rakyat bahwa Jepang adalah pelindung dan pemimpin Asia . Dengan harapan . Jepang mendapat dukungan rakyat Indonesia . Dukungan ini akan dimanfaatkan jepang dalam menghadapi Sekutu di Perang Asia Pasifik. Akan tetapi , harapan jepang itu tidak tercapai . Salah satu faktor ketidak berhasilan Gerakan 3A ini adalah karena pemimpinnya tidak dikenal baik oleh masyaratkan Indonesia .
Organisasi ini akhirnya dibubarkan karena tidak efektif dan tidak berhasil menggugah rakyat Indonesia untuk mendukung jepang . Sebagai penggantinya didirikan organisasi Pusat Tenaga Rakyat (putera) .
Organisasi Putera resmi didirikan pada tanggal 1 maret 1943 . Tujuan Putera adalah memusatkan seluruh kekuatan rakyat untuk mendukung dan membantu jepang . Pemimpin gerakan Putera ini diambil dari para pemimpin Indonesia yang sudah dikenal rakyat . Mereka adalah Ir.Soekarno , Drs . Moh . Hatta , Ki Hajar Dewantoro , Dan K.H Mas Mansyur . Para tokoh tersebut kemudian terkenal sebagai empat serangkai . Harapan Jepang menunjuk tokoh empat serangkai itu adalah agar rakyat mendukung gerakan Putera .
Setelah diberi kepercayaan tersebut , para pemimpin Putera memanfaatkan organisasi tersebut untuk kepentingan perjuangan bangsa Indonesia . Cara yang ditempuh adalah :
Empat Serangkai memanfaatkan posisi penting mereka sebagai pemimpin Putera untuk menghindari dan membela rakyat dari kekejaman Jepang . Salah satu contoh adalah pasa saat jepang akan menghukum mati Amir Syarifuddin karena dituduh sebagai mata mata Sekutu , Soekarno dan Hatta membelanya sehingga ia tidak jadi dihukum mati .
Empat Serangkai menjadikan Putera untuk memberi semangat dan persatuan gerak langkah perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dari Jepang .
Empat Serangkai memanfaatkan putera untuk member semangat dan mental rakyat untuk menyambut kemerdekaan Indonesia . Cara yang ditempuh dengan melakukan ceramah ceramah dalam rapat rapat raksasa kepada rakyat pada saat tokoh putera mengunjungi beberapa daerah .
Empat Serangkai mengusulkan kepada jepang untuk membentuk Cuo Sangi In ( Badan Pertimbangan Pusat) yang dibentuk Pada Tanggal 5 september 1943 yang dianjurkan pula Jendral Hideki Tojo ( Perdana Menteri Jepang ) bertugas mengajukan usul dan memberi jawaban atas bertanyaan pertanyaan pemerintah jepang. Yang diketuai Ir soekarno , anggotanya 23 orang dan 20 orang Indonesia .
Gerakan para pemimpin Indonesia dalam wadah organisasi Putera tersebut , diketahui oleh pemeintah militer jepang . Akhirnya , jepang menilai bahwa gerakan Putera kurang memuaskan , sebab kurang menunjukan dukungan terhadap jepang . Oleh karena itu , pada bulan April 1944 , putera dibubarkan dan diganti oleh Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)

B. Memanfaatkan Jawa Hokokai.
Pendirian Jawa Hokokai menurut pemerintah militer jepang dilatarbelakangi karena semakin menghebatkannya perang Asia Pasifik , sehingga perlu digiatkan dan dipersatukan segenap rakyat secara lahir maupun bathin . Berbeda dengan putera , Jawa Hokokai secara nyata merupakan organisasi resmi jepang . Pucuk pimpinannya langsung dipegang gunseikan dan di daerah diserahkan kepada shucokan (residen) sampai kuco (kepala desa/lurah) . Kegiatan Jawa Hokokai seperti diatur dalam peraturan dasarnya .
Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menguntungkan segenap tenaga kepada pemerintah jepang .
Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan antar bangsa .
Memperkokoh pembelaan tanah air .
Perjuangan para pemimpin Indonesia secara tidak langsung melalui bagian Jawa Hokokai dilakukan setelah dibentuk Barisan Pelopor hasil sidang ke-3 cuo sangi in . Dalam sidangnya , sniko snikikian (panglima tertinggi) mengajukan suatu pertanyaan bagaimana cara memperdalam keinsyatan rakyat terhadap kewajibannya dan membengun persaudaraan segenap rakyat , Cuo Sangi In menyarankan agar dibentuk satu badan yang dapat mempersatukan seluruh penduduk untuk secara bersama menggiatkan usaha mencapai kemenangan akhir .
Barisan Pelopor merupakan suatu organisasi semi militer pertama yang dikelola oleh para pemimpin Indonesia . Dalam badan ini kembali para pemimpin indonesia memanfaatkan Organisasi buatan jepang untuk kepentingan perjuangan mencapai kemerdekaan , seperti rapat rapat akbar yang berisi pemahaman nasionalisme , cara cara pergerakan massa dan memperkuat pertahanan .
Akhirnya , Barisan pelopor membawa keum terpelajar untuk aktif dalam pergerakan massa rakyat . Sebaliknya kelompok pemuda yang bukan terpelajar dapat menyesuaikan diri dengan golongan terpelajar . Mereka selanjutnya bersama sama bersatu mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa persaudaraan .













3.2 Perjuangan Melalui Organisasi Islam Majelis islam Indonesia (MIAI)
Pada awalnya,pemerintahan militer Jepang mmberikan kelonggaran thdap golongan Islam. Dasar pemikirannya adlh persoalan agama. Golongan Islam lebih anti Barat dibandingkn dengan golongan nasionalis lain. Dalam rangka memberikn kelonggaran tersebut, Jepang memberikan izin untuk tetap berdiri kepada organisasi Islam zaman Hindia Belanda. zaman Hindia Belanda, yaitu Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 September 1937 di Surabaya. Didirikan oleh K.H Mas Mansur.
Pada masa penyebuan balatentatra Jepang ke Indonesia, MIAI melakukan kegiatan- kegiatan khususnya dalam bidang agama. MIAI juga memanfaatkan kelonggaran yang diberikan oleh Jepang untuk melakukan kesejahteraan rakyat. Kegiatan- kegiatan MIAI diantaranya mmbntuk baitul mal dan menyelanggarakn hari besar Islam. Karena itu semua, MIAI semakin maju dan semakin didukung oleh banyak pihak kalangan Islam.
Setelah penyerbuannya pada tahun 1942, Jepang masih memberi kehidupan pada MIAI untuk melakukan kegiatanya karena dirasa masih dibutuhkan. Meskipun bgitu, Jepang menganggap MIAI tidak banyak mendukung kepentingan Jepang dan menilai bahwa MIAI bersikap nonkooperatif.
MIAI dibubarkan pada Oktober 1943. kemudian diganti menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI) yang disahkan pada tanggal 22 November 1943.



2.3 Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah
A. Gerakan Kelompok Sutan Syahrir
Kelompok ini merupakan pendukung demokrasi parlementer model Eropa Barat dan menentang Jepang karena merupakan negara fasis .Pengikut dari kelompok ini pelajar terutama dari Jakarta , Surabaya ,Cirebon, Garut, Semarang dan lain lain .Mereka berjuang dengan cara sembunyi sembunyi atau dengan strategi “bawah tanah”

B. Gerakan Kelompok Amir Syariffudin
Amir berhubungan dekat dengan P.J.A. Idenburg (Pimpinan Departemen Pendidikan Hindia Belanda).Idenburg membantu Amir dengan menyumbang dana 25000 gulden untuk mengorganisir gerakan Bawah Tanah untuk melawan Jepang.Amir sangat tidak suka dengan Jepang dia mengkritik Jepang dengan sangat keras dan karena tindakannya itu dia dihukum mati oleh Jepang pada tahun 1944.Dan atas bantuan Soekarno hukumannya diganti menjadi hukuman seumur hidup.Dan setelah Bangsa Indonesia Merdeka Amir terbebas dari hukumannya.

C. Golongan Persatuan Mahasiswa
Anggota golongan ini sebagian besar berasal dari mahasiswa Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) di jalan prapatan 10 dan Berhimpun dalam Badan Permusyawaratan Pelajar – Pelajar Indonesia (BAPERPI) di Cikini Raya 71.Tokoh BAPERPI yang terkenal adalah Supeno(ketua) ,Harahap,dan Kusnandar.Sejumlah mahasiswa yang terkenal adalah Djohar noer,Sayoko,Syarif Thayeb,Darwis, Eri Sadewo ,Chairul Saleh ,Kusnandar,Subadio Sastrosatomo,Wahidin nasution,dan Tadjuludin.Kelompok ini Anti Jepang.dan Pemikirannya sama dengan Sutan Syahrir .

D. Kelompok Sukarni
Tokoh ini sangat berperan penting di sekitar Proklamasi Kemerdekaan .Tokohnya adalah Adam malik,Pandu Kartawiguna,Chaerul saleh, Maruto nitimahardjo.

E.Kelompok Pemuda Menteng 31
Kelompok ini dibuat untuk bekerja pada bagian propaganda jepang (sendenbu).Tokohnya yaitu Sukarni ,Chaerul Saleh ,A.M. Hanafi,Adam Malik,Pandu Kartawiguna,Maruto Nitimahardjo, Khalid Rasjidi. Dan Djamhari.Markasnya di gedung Menteng 31 Jakarta.Sebetulnya Markas ini dibangun Jepang untuk membuat pemuda menjadi alat mereka.Tetapi oleh pemuda tempat ini disalahgunakan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.

F. Golongan Kaigun
Kelompok ini anggotanya bekerja pada angkatan laut jepang.Mereka selalu menggalang dan membina kemerdekaan dengan berhubungan kepada tokoh angkatan laut Jepang yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia.Kelompok ini mendirikan asrama Merdeka di Jalan Bungur Besar No. 56 Jakarta . Asrama ini dibangun dengan bantuan Kepala perwakilan Kaigun yaitu Laksamana muda Maeda pada bulan oktober 1944.Kelompok ini adalah kelompok yang terakhir dibentuk. Pengurus asram yaitu Ahmad subardjo Dibantu tokoh muda Wikana .Di asrama ini mendapat pendidikan politik dari tokoh nasionalis Ir. Soekarno,Drs. Moh. Hatta ,Sutan syahrir,Kusuma Sumantri,Latuharhary,R.P. singgih ,Ratu langie,Maramis dan Buntaran.Kelompok ini menjalin kerjasama dengan kelompok bawah tanah lain dengan sembunyi sembunyi.Walaupun para pejuang membagi kelompok dengan strategi perjuangan berbeda tapi mereka mempunyai satu tujuan yaitu Mencapai Kemerdakkaan.

Untuk mencapai tujuannya Gerakan Bawah Tanah melakukan kegiatan sebagai berikut:
- Menjalin komunikasi dan memelihara semangat nasionalisme
- Menyiapkan kekuatan untuk menyambut kemerdekaan
- Mempropagandakan kesiapan untuk merdeka.
- Memantau perkembangan Perang Pasifik


3.4 Perjuangan Melalui Perlawanan Bersenjata

A. Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan shalat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang shalat.

B.Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah sholat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.

C.Perlawanan Pontianak Kalimantan Barat

Terjadi pada 16 Oktober 1943, tokoh masyarakat pontianak mengadakan pertemuan untuk mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Tetapi karena sudah tercium oleh Jepang, sehingga sebelum terlaksana tokoh-tokoh tersebut telah ditangkap.

D.Perlawanan Teuku Hamid Aceh

Terjadi bulan November 1944, Teuku Hamid (perwira giyugun-tentara sukarela) mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Tapi dapat digagalkan oleh Jepang. Di daerah Padrah, Bireun Aceh Utara terjadi pula perlawanan dari satu regu giyugun terhadap Jepang.



E.Perlawanan Peta Blitar

Terjadi pada 14 Februari 1945 dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, perlawanan terjadi karena tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat terutama di daerah Blitar yang dijadikan romusha. Perlawanan dapat dipadamkan Jepang, 6 orang dijatuhi hukuman mati dan 35 dijatuhi hukuman penjara 2 tahun sampai seumur hidup.

F.Perlawanan Rakyat di Irian Jaya
a. Perlawanan Rakyat di Biak
Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

b. Perlawanan di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni S. Papare

c. Perlawanan di Tanah Besar
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Irian Jaya, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Sekutu.

G. Perlawanan Bersenjata yang Dilakukan PETA
1)Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding.
Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.
2) Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
3) Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

Menu