Friday, April 30, 2010

Weekend buat Refreshing part 1

Hhehe, maaf ya, lamaaa banget aku nggak nulis ff, coz aku lagi males banget. Mungkin udah nyampe sebulan lebih, kali, ya, lanjutan SERIUS, LO, CHA???? Yang aku janjiin kayaknya di tunda dulu, deh, mungkin malah nggak ada, coz susah nyari happy endingnya, baca yang ini, dulu, aja! Jangan lupa comment and likenya aku tungu....... :D




Di KTJ’s café milik Indra sedang terjadi perselisihan antara Chaca dan Monki. Entah kenapa, beberapa hari terakhir ini Chaca dan Monki selalu berselisih hanya karena hal sepele. Yang lain hanya geleng-geleng kepala bingung, karena, selama ini Chaca dan Monki tidak ada masalah, kecuali 1 masalah yaitu SALING CEMBURU.
Chaca : “Ki, serius deh, gue tu nggak ada hubungan apa-apa sama Mario.”
Monki : ”Iya, kalo, lo, nggak ada hubungan apa-apa sama dia, kenapa kemarin waktu gue jemput lo, lo malah pulang bareng dia.” Monki dengan suara agak keras.
Chaca : “Kalo kemarin gue tau lo jemput gue, gue nggak akan nerima tawaran dia buat pulang bareng sama dia, gue akan milih lo, Ki, lagipula kemarin gue udah nungguin lo sejam, lo nggak dateng-dateng.” Chaca dengan nada lembut.
Monki : “Oke, deh, maaf, coz kemarin gue telat karena nyokab gue minta di anter ke salon.........” Monki lalu memeluk Chaca.
De rainbow-Chaky yang melihat Chaky dari jauh ikut tersenyum lalu kembali bekerja melayani costumer.

(flash back)
Mario adalah anak baru di tempat Chaca latihan karate (Teratai Putih). Dia anak pindahan dari Bandung, nggak tau kenapa, dia kayaknya suka banget ama Chaca. Setiap pulang, dia selalu nawarin Chaca untuk pulang bareng dia, tapi Chaca selalu nolak. Sampai suatu hari, “Huuuh, Monki mana, sih, tumben banget, biasanya nggak pernah telat, handphonenya mati lagi, heeee.....h, mana ujannya deres.....”udah hampir satu jam Chaca menunggu Monki untuk menjemputnya, tapi Monki tidak kunjung datang, nggak seperti biasa, Monki nggak pernah telat buat jemput Chaca “Cha, pulang bareng gue, yuk!” ajak Mario. “Nggak, deh, udah ada yang jemput.”kata chaca ragu. “Siapa? Cowok lo? Yang sering nganter jemput, lo itu, kan?”tanya Mario. “Iya....”jawab Chaca singkat. “Lo mau nunggu ampe jam berapa? Gue perhatiin dari tadi lo gelisah banget, mondar-mandir , kayak anak ayam kehilangan induknya gitu.”kata Mario dengan canda dan senyumannya . “Udah, deh, lo nggak usah ikut campur.”kata Chaca sedikit kesal. “Iya, gue emang bukan siapa-siapa lo, tapi sebagai temen lo, gue nggak mau, dong, lo sendirian di sini.”kata Mario yang tak direspon oleh Chaca. “Ujannya deres, lagi, masa lo mau nungguin cowok lo, yang dari tadi nggak dateng-dateng, mau ya?”lanjut Mario menawarkan Chaca untuk pulang bersamanya lagi. “Yaudah, oke, deh.....”kata Chaca lalu ikut masuk ke mobil Mario.

Lanjut di KTJ’s café milik Indra.
“Cieee, yang udah baikan, ni.......”kata Helen, Derainbow tanpa Chakypun cengar-cengir. “Gitu dong, menghadapi masalah harus dewasa kaya gue ama Tasya. Ya, kan, Sya?”kata Indra melirik ke Tasya. “Kamu apaan, sih In?”kata Tasya malu-malu. “Ih, pipinya tasya merah.”kata Beby tertawa, lalu semuanyapun ikut tertawa kecuali Tasya. “Ahai, deh”Oyon tiba-tiba muncul di balik sofa. “Nggak kaget, tuh…..”jawab Beby dan Helen bersamaan. “Heemh, pada ngomongin apaan, sih, Oyon kok, kagak dikasih tau, ngomongin Oyon, ye?”Tanya Oyon semuanya hanya diam (disuruh ama Helen dan Beby). “Hai, semuanya…..”selang beberapa detik De rainbow dan Monki yang hanya diam tidak merespon pertanyaan dari Oyon, Virgo dateng. “Iya, Go….”semuanya menjawab sapaan dari Virgo kecuali Oyon, Beby yang paling kelihatan bersemangat. “Hai, Go, kemana aja, sih, lama banget datengnya.”Tanya Beby yang masih bersemangat karena Virgo dateng ke cafenya Indra. “Giliran, Vigo, aje,…..”kata Oyon sirik. “Oyon Suroyoon, kalo dateng, tu, jangan sok ngagetin, jadi nggak ada yang ngejawab, kan…..”kata Helen menasehati Oyon, “Kaya Virgo, tu, sopannnn” kata Beby ikut menasehati Oyon. Sementara Chaca dan Monki yang dari tadi diem sebenarnya nggak diem, tapi cengar-cengir ngeliat tingkah laku Beby, Helen dan Oyon (sebelum ada Virgo tadi). Tak hanya Chaca dan Monki, Iin dan Tasyapun juga cengar cengir melihat tingkah laku Oyon, Beby dan Helen. “Gue tadi, abis dari toko buku, nyari buku.”kata Virgo menjawab pertanyaan dari Beby tadi sekalius mencairkan suasana. “Owhh”jawab Beby singkat. “O, ya, besok, kan, weekend, mau kemana, nih? Nggak mungkin, kan, di rumah terus, bosen, ah….”Tanya Chaca yang juga ikut mencairkan suasana. “Iya, Cha, aku juga, pengennya, sih, weekend ini kita refreshing, pergi kemana, gitu.”kata Tasya membenarkan perkataan Chaca. “Iya, tuh, gue setuju ama Tasya”kata Indra ikut-ikutan. “Huuu, dasar….”Beby dan Helen barengan. “Gapapa, dong.” Indra pun melempar bantal ke Beby dan Helen, lalu Beby dan helen melempar lagi ke Indra, sebelum Indra melempar bantal itu ke Beby dan Helen, “Udah udah udah, kalian, nie kayak anak kecil, aja.”kata Virgo menghentikan. “Itu, Go, Iin duluan yang mulai.”kata Beby manja ke Virgo. “Oke, DIAM, ada usul, nggak?”kata Chaca dengan nada suara agak keras. “Gue sih, sebenernya ada villa di puncak lagi kosong, tapi apa kalian nggak bosen ke puncak terus?”kata Monki. “Maksud, lo, villa lo yang ada hantunya, yang waktu kita kesasar, karena lo ngak apal jalannya itu? Ogah, ahh, gue nggak mau kejadian waktu itu terulang lagi, Hiii”kata Beby (akungarang.com-wkwkwk). “Ngak, Beb, gue ada villa satu lagi, tempatnya strategis, jalannya gue apal, kok, di sana juga ada tante gue yang ngurus tu villa.”jawab Monki dengan santai. “Trus, tunggu apa, lagi, Ki?”tanya Indra. “Ya, masa kalian nggak bosen ke puncak terus.”jawab Monki masih dengan santai. “Nggak apalah, daripada kita di rumah terus, ya, kan??”kata Beby disertai dengan anggukan De rainbow, Virgo dan Oyon. “Iya, weekend ini kita refreshing ke puncak aja, kan ada tawaran…”Tasya cengar-cengir. “Okey, berarti kita sepakat, ya, weekend minggu ini kita ke puncak. Besok ngumpul di rumah gue jam 7. Oke??”kata Chaca membuat kesepakatan. “Oke.”semuanya menyepakati.

Sepulangnya dari KTJ’s cafe, Tasya, Beby, dan Helen pulang jalan kaki, cz, Virgo ama Oyon tadi udah pulang duluan katanya sih, ada urusan. Indra masih di café, Chaca pulang bareng Monki. Di tengah jalan, “Sya, Iin ngapain, sih, masih di café, bukannya nganter kita pulang,?” tanya Beby pada Tasya yang dari tadi Beby ngomel-ngomel terus pake manyun. Jawaban dari Tasya dengan nada suara pelan dan hanya singkat. “Mana aku tau, Beb.”. Setelah Tasya menjawab pertanyaan dari Beby tadi, “Aw…..”Tasya jatuh kesakitan, ada motor yang menyerempet Tasya, lalu kabur begitu aja. “Lo, nggak papa, kan, Sya?”Helen membantu Tasya untuk bangun. “Woii, dasar, sahabat gue tau, nyerempet seenaknya aja, kabur lagi. Lo nggak papa kan, Sya?”Beby teriak-teriak pada pengendara motor itu, lalu ikut membantu Tasya untuk bangun. “Nggak papa, kok, Cuma luka dikit.”kata Tasya tersenyum, yang sebenarnya menahan sakit, “Orang itu nggak bertanggung jawab banget, sih, udah nyerempet orang, nggak berenti nolongin”Helen ikut mengomel. “Trus acara besok, gimana?”Tanya Beby bingung. “Nggak papa, kok, Beb, mungkin aku besok udah baikan. Aku tetep ikut.”Tasya tersenyum, Beby dan Helen lalu membawa Tasya pulang.

Di café masih ada Indra. Indra udah mau pulang, mau masuk mobilnya, tiba-tiba, “In, tunggu.”kata seseorang yang tak lain adalah, “Virka, ngapai, lo disini?”tanya Indra keheranan. “Nggak papa, gue cuma mau tanya, lo weekend ini ada acara nggak?”tanya Virka dengan senyum manja. “Gue?? Gue De rainbow Monki, Oyon, Virgo mau ke villanya Monki di puncak. Emang napa?”kata indra yang tadinya udah membuka pintu mobil, ia tutup lagi. “Ow, sayang, dong, padahal gue mau ngajak kalian liburan ke kepulauan seribu.”kata Virka lemas, lalu, “Kalau gue ikut, boleh, nggak??”lanjutnya. “Terserah, kalau gue, sih, boleh-boleh aja.”kata Indra santai. “Serius?”Virka dengan ekspresi senang. “Ya.” Jawab Indra singkat, Virka langsung memeluk Indra. “Lo, apan, sih, Vir.”kata Indra melepas pelukan dari Virka. Virka cenar-cengir, “Hhehehe, maaf.”. Indra biasa aja. “Yaudah, gue pulang dulu, mau gue anter?”tanya Indra pada Virka. “Mmm, nggak usah, gue bawa mobil, kok.”kata Virka yang masih cengar-cengir. “Bye.” Indra lalu masuk ke mobilnya dan berlalu. “Bye”Virka yang sudah tidak melihat mobil Indra lalu pulang.

Monki dan Chaca sudah di depan rumah Chaca, sebelum Chaca keluar dari mobil Monki, “Cha, jangan lupa istirahat, ya, buat acara besok.”kata Monki dengan senyumannya memegang tangan Chaca yang akan turun dari mobilnya. “Iya.”jawab Chaca singkat lalu tersenyum dan melepaskan tangan Monki. Chaca turun dari mobil Monki, “Bye” Chaca melambaikan tangannya ke Monki “Bye.” Monki juga melambaikan tangannya ke Chaca, dan berlalu pergi meninggalkan rumah Chaca.



Gimana, ya, dengan acara weekend Derainbow ke puncak besok?? Tunggu next partnya, ya!(maaf, mungkin agak sedikit lama lanjutannya) Maaf juga dialonya Helen dikit, cz susah banget nyari dialog buat Helen. Jangan lupa kritik, saran and likenya aku tunggu…. :D

Friday, April 30, 2010

Weekend buat Refreshing part 1

Hhehe, maaf ya, lamaaa banget aku nggak nulis ff, coz aku lagi males banget. Mungkin udah nyampe sebulan lebih, kali, ya, lanjutan SERIUS, LO, CHA???? Yang aku janjiin kayaknya di tunda dulu, deh, mungkin malah nggak ada, coz susah nyari happy endingnya, baca yang ini, dulu, aja! Jangan lupa comment and likenya aku tungu....... :D




Di KTJ’s café milik Indra sedang terjadi perselisihan antara Chaca dan Monki. Entah kenapa, beberapa hari terakhir ini Chaca dan Monki selalu berselisih hanya karena hal sepele. Yang lain hanya geleng-geleng kepala bingung, karena, selama ini Chaca dan Monki tidak ada masalah, kecuali 1 masalah yaitu SALING CEMBURU.
Chaca : “Ki, serius deh, gue tu nggak ada hubungan apa-apa sama Mario.”
Monki : ”Iya, kalo, lo, nggak ada hubungan apa-apa sama dia, kenapa kemarin waktu gue jemput lo, lo malah pulang bareng dia.” Monki dengan suara agak keras.
Chaca : “Kalo kemarin gue tau lo jemput gue, gue nggak akan nerima tawaran dia buat pulang bareng sama dia, gue akan milih lo, Ki, lagipula kemarin gue udah nungguin lo sejam, lo nggak dateng-dateng.” Chaca dengan nada lembut.
Monki : “Oke, deh, maaf, coz kemarin gue telat karena nyokab gue minta di anter ke salon.........” Monki lalu memeluk Chaca.
De rainbow-Chaky yang melihat Chaky dari jauh ikut tersenyum lalu kembali bekerja melayani costumer.

(flash back)
Mario adalah anak baru di tempat Chaca latihan karate (Teratai Putih). Dia anak pindahan dari Bandung, nggak tau kenapa, dia kayaknya suka banget ama Chaca. Setiap pulang, dia selalu nawarin Chaca untuk pulang bareng dia, tapi Chaca selalu nolak. Sampai suatu hari, “Huuuh, Monki mana, sih, tumben banget, biasanya nggak pernah telat, handphonenya mati lagi, heeee.....h, mana ujannya deres.....”udah hampir satu jam Chaca menunggu Monki untuk menjemputnya, tapi Monki tidak kunjung datang, nggak seperti biasa, Monki nggak pernah telat buat jemput Chaca “Cha, pulang bareng gue, yuk!” ajak Mario. “Nggak, deh, udah ada yang jemput.”kata chaca ragu. “Siapa? Cowok lo? Yang sering nganter jemput, lo itu, kan?”tanya Mario. “Iya....”jawab Chaca singkat. “Lo mau nunggu ampe jam berapa? Gue perhatiin dari tadi lo gelisah banget, mondar-mandir , kayak anak ayam kehilangan induknya gitu.”kata Mario dengan canda dan senyumannya . “Udah, deh, lo nggak usah ikut campur.”kata Chaca sedikit kesal. “Iya, gue emang bukan siapa-siapa lo, tapi sebagai temen lo, gue nggak mau, dong, lo sendirian di sini.”kata Mario yang tak direspon oleh Chaca. “Ujannya deres, lagi, masa lo mau nungguin cowok lo, yang dari tadi nggak dateng-dateng, mau ya?”lanjut Mario menawarkan Chaca untuk pulang bersamanya lagi. “Yaudah, oke, deh.....”kata Chaca lalu ikut masuk ke mobil Mario.

Lanjut di KTJ’s café milik Indra.
“Cieee, yang udah baikan, ni.......”kata Helen, Derainbow tanpa Chakypun cengar-cengir. “Gitu dong, menghadapi masalah harus dewasa kaya gue ama Tasya. Ya, kan, Sya?”kata Indra melirik ke Tasya. “Kamu apaan, sih In?”kata Tasya malu-malu. “Ih, pipinya tasya merah.”kata Beby tertawa, lalu semuanyapun ikut tertawa kecuali Tasya. “Ahai, deh”Oyon tiba-tiba muncul di balik sofa. “Nggak kaget, tuh…..”jawab Beby dan Helen bersamaan. “Heemh, pada ngomongin apaan, sih, Oyon kok, kagak dikasih tau, ngomongin Oyon, ye?”Tanya Oyon semuanya hanya diam (disuruh ama Helen dan Beby). “Hai, semuanya…..”selang beberapa detik De rainbow dan Monki yang hanya diam tidak merespon pertanyaan dari Oyon, Virgo dateng. “Iya, Go….”semuanya menjawab sapaan dari Virgo kecuali Oyon, Beby yang paling kelihatan bersemangat. “Hai, Go, kemana aja, sih, lama banget datengnya.”Tanya Beby yang masih bersemangat karena Virgo dateng ke cafenya Indra. “Giliran, Vigo, aje,…..”kata Oyon sirik. “Oyon Suroyoon, kalo dateng, tu, jangan sok ngagetin, jadi nggak ada yang ngejawab, kan…..”kata Helen menasehati Oyon, “Kaya Virgo, tu, sopannnn” kata Beby ikut menasehati Oyon. Sementara Chaca dan Monki yang dari tadi diem sebenarnya nggak diem, tapi cengar-cengir ngeliat tingkah laku Beby, Helen dan Oyon (sebelum ada Virgo tadi). Tak hanya Chaca dan Monki, Iin dan Tasyapun juga cengar cengir melihat tingkah laku Oyon, Beby dan Helen. “Gue tadi, abis dari toko buku, nyari buku.”kata Virgo menjawab pertanyaan dari Beby tadi sekalius mencairkan suasana. “Owhh”jawab Beby singkat. “O, ya, besok, kan, weekend, mau kemana, nih? Nggak mungkin, kan, di rumah terus, bosen, ah….”Tanya Chaca yang juga ikut mencairkan suasana. “Iya, Cha, aku juga, pengennya, sih, weekend ini kita refreshing, pergi kemana, gitu.”kata Tasya membenarkan perkataan Chaca. “Iya, tuh, gue setuju ama Tasya”kata Indra ikut-ikutan. “Huuu, dasar….”Beby dan Helen barengan. “Gapapa, dong.” Indra pun melempar bantal ke Beby dan Helen, lalu Beby dan helen melempar lagi ke Indra, sebelum Indra melempar bantal itu ke Beby dan Helen, “Udah udah udah, kalian, nie kayak anak kecil, aja.”kata Virgo menghentikan. “Itu, Go, Iin duluan yang mulai.”kata Beby manja ke Virgo. “Oke, DIAM, ada usul, nggak?”kata Chaca dengan nada suara agak keras. “Gue sih, sebenernya ada villa di puncak lagi kosong, tapi apa kalian nggak bosen ke puncak terus?”kata Monki. “Maksud, lo, villa lo yang ada hantunya, yang waktu kita kesasar, karena lo ngak apal jalannya itu? Ogah, ahh, gue nggak mau kejadian waktu itu terulang lagi, Hiii”kata Beby (akungarang.com-wkwkwk). “Ngak, Beb, gue ada villa satu lagi, tempatnya strategis, jalannya gue apal, kok, di sana juga ada tante gue yang ngurus tu villa.”jawab Monki dengan santai. “Trus, tunggu apa, lagi, Ki?”tanya Indra. “Ya, masa kalian nggak bosen ke puncak terus.”jawab Monki masih dengan santai. “Nggak apalah, daripada kita di rumah terus, ya, kan??”kata Beby disertai dengan anggukan De rainbow, Virgo dan Oyon. “Iya, weekend ini kita refreshing ke puncak aja, kan ada tawaran…”Tasya cengar-cengir. “Okey, berarti kita sepakat, ya, weekend minggu ini kita ke puncak. Besok ngumpul di rumah gue jam 7. Oke??”kata Chaca membuat kesepakatan. “Oke.”semuanya menyepakati.

Sepulangnya dari KTJ’s cafe, Tasya, Beby, dan Helen pulang jalan kaki, cz, Virgo ama Oyon tadi udah pulang duluan katanya sih, ada urusan. Indra masih di café, Chaca pulang bareng Monki. Di tengah jalan, “Sya, Iin ngapain, sih, masih di café, bukannya nganter kita pulang,?” tanya Beby pada Tasya yang dari tadi Beby ngomel-ngomel terus pake manyun. Jawaban dari Tasya dengan nada suara pelan dan hanya singkat. “Mana aku tau, Beb.”. Setelah Tasya menjawab pertanyaan dari Beby tadi, “Aw…..”Tasya jatuh kesakitan, ada motor yang menyerempet Tasya, lalu kabur begitu aja. “Lo, nggak papa, kan, Sya?”Helen membantu Tasya untuk bangun. “Woii, dasar, sahabat gue tau, nyerempet seenaknya aja, kabur lagi. Lo nggak papa kan, Sya?”Beby teriak-teriak pada pengendara motor itu, lalu ikut membantu Tasya untuk bangun. “Nggak papa, kok, Cuma luka dikit.”kata Tasya tersenyum, yang sebenarnya menahan sakit, “Orang itu nggak bertanggung jawab banget, sih, udah nyerempet orang, nggak berenti nolongin”Helen ikut mengomel. “Trus acara besok, gimana?”Tanya Beby bingung. “Nggak papa, kok, Beb, mungkin aku besok udah baikan. Aku tetep ikut.”Tasya tersenyum, Beby dan Helen lalu membawa Tasya pulang.

Di café masih ada Indra. Indra udah mau pulang, mau masuk mobilnya, tiba-tiba, “In, tunggu.”kata seseorang yang tak lain adalah, “Virka, ngapai, lo disini?”tanya Indra keheranan. “Nggak papa, gue cuma mau tanya, lo weekend ini ada acara nggak?”tanya Virka dengan senyum manja. “Gue?? Gue De rainbow Monki, Oyon, Virgo mau ke villanya Monki di puncak. Emang napa?”kata indra yang tadinya udah membuka pintu mobil, ia tutup lagi. “Ow, sayang, dong, padahal gue mau ngajak kalian liburan ke kepulauan seribu.”kata Virka lemas, lalu, “Kalau gue ikut, boleh, nggak??”lanjutnya. “Terserah, kalau gue, sih, boleh-boleh aja.”kata Indra santai. “Serius?”Virka dengan ekspresi senang. “Ya.” Jawab Indra singkat, Virka langsung memeluk Indra. “Lo, apan, sih, Vir.”kata Indra melepas pelukan dari Virka. Virka cenar-cengir, “Hhehehe, maaf.”. Indra biasa aja. “Yaudah, gue pulang dulu, mau gue anter?”tanya Indra pada Virka. “Mmm, nggak usah, gue bawa mobil, kok.”kata Virka yang masih cengar-cengir. “Bye.” Indra lalu masuk ke mobilnya dan berlalu. “Bye”Virka yang sudah tidak melihat mobil Indra lalu pulang.

Monki dan Chaca sudah di depan rumah Chaca, sebelum Chaca keluar dari mobil Monki, “Cha, jangan lupa istirahat, ya, buat acara besok.”kata Monki dengan senyumannya memegang tangan Chaca yang akan turun dari mobilnya. “Iya.”jawab Chaca singkat lalu tersenyum dan melepaskan tangan Monki. Chaca turun dari mobil Monki, “Bye” Chaca melambaikan tangannya ke Monki “Bye.” Monki juga melambaikan tangannya ke Chaca, dan berlalu pergi meninggalkan rumah Chaca.



Gimana, ya, dengan acara weekend Derainbow ke puncak besok?? Tunggu next partnya, ya!(maaf, mungkin agak sedikit lama lanjutannya) Maaf juga dialonya Helen dikit, cz susah banget nyari dialog buat Helen. Jangan lupa kritik, saran and likenya aku tunggu…. :D

Menu